Kehidupan keluarga itu sendiri terbagi menjadi pe
kerjaan yang bersifat eksternal dan internal. Laki-laki dibebani dengan pe
kerjaan di luar rumah, sedangkan perempuan dituntut mengerjakan tugas-tugas di dalam rumahnya.
Dengan penjelasan ini, maka menjadi jelas bahwa memperhatikan tugas-tugas sesuai bagiannya, akan menjaga kehormatan sebuah keluarga. Jangan sampai kehormatan dan nama baik keluarga terkoyak, lantaran nakhkoda bahtera rumah tangga lalai menjalankan tugasnya.
Adapun sikap lemah-lembut, maka Rasulullah sudah mencontohkannya di dalam rumah tangga beliau yang mulia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
Baca Juga:
Baca Juga:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku". [HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam ash-Shahîhah, no. 285].
Baca Juga:
Baca Juga:
Hadits di atas dapat menjadi barometer untuk mengetahui pribadi asli seseorang. Hendaklah manusia itu bersikap mulia dan berlaku jujur, khususnya suami (atau ayah). Karena ia memegang kendali rumah tangga. Sehingga seorang suami, semestinya melakukan mu'amalah dengan cara yang baiknya terhadap keluarganya. Merekalah orang yang paling dekat dengannya. Bukankah ia sendiri tidak mau disikapi secara keras dan ketus oleh anggota keluarga lainnya?
Marilah kita mengutamakan keluarga dalam masalah seperti ini. Bersikap kurang adil terhadap keluarga hanya akan menciptakan dosa bagi para suami atau ayah. Semoga Allah memperbaiki kondisi keluarga kaum Muslimin pada umumnya.
Wabillahit-taufiq.
Artikel asli: almanhaj.or.id
Tags
beritaTerkait
komentar